Lanturdesign.com
Arsitektur kontekstual dan faktor penentu kebijakan
Konteks merupakan batasan yang berkaitan erat dengan lokasi sebuah
obyek arsitektural, karena arsitektur bisa didesain sesuai atau tidak
dengan konteks. Konteks penting karena pengguna rancangan adalah mereka
yang terelasikan oleh konteks arsitektural. Konteks arsitektural bisa
berarti sejarah, lokasi, arkeologi maupun ekologi disekitar
lokasi arsitektur. Konteks mendefinisikan hubungan antara arsitektur
dan lokasi serta waktu. Baik disadari ataupun tidak, arsitektur
memiliki hubungan dengan keseluruhan lingkungannya serta selalu
memberikan dampak. Arsitektur menjadi penting menyangkut seberapa jauh
perancang mengerti tentang hubungan arsitektur dan lingkungannya, untuk
mengerti konteks adalah langkah awal dari sebuah desain.
Merupakan suatu konsensus bahwa arsitektur sebaiknya berdampak positif
bagi lingkungannya, menaikkan nilai lingkungan melalui keberadaan
arsitektur. Terdapat beberapa prioritas yang sebaiknya diperhatikan saat
mendesain arsitektur berdasarkan konteks:
Memperkuat komunitas lokal
untuk meyakinkan bahwa pengembangan bangunan yang direncanakan akan
memperkuat dan bukan memperlemah komunitas lokal serta mendukung proyek
yang sukses bagi perancang, pemilik maupun masyarakat dan lingkungan.
Arsitektur tidak bisa berdiri sendiri seperti sebuah tiang yang angkuh
dan tidak berdaya guna, sebaiknya arsitektur sedapat mungkin memiliki
fungsi meningkatkan komunitas lokal, yang berarti manusia dalam
lingkungan tersebut.
Apabila dapat mewujudkan arsitektur
kontekstual yang memperhatikan lokalitas serta partisipasi masyarakat,
akan menjadi arsitektur yang berguna bagi lebih banyak orang dan
lingkungannya.
Menciptakan arsitektur yang berkarakter
mendapatkan inspirasi dari arsitektur lokal bisa membawa kita kepada
arsitektur yang ‘berkarakter lokal’, mungkin sebuah pilihan yang bisa
diambil bila dibandingkan jenis arsitektur non kontekstual yang sifatnya
‘internasional’ dan ‘bisa ditempatkan dimana saja’. Karakter lokal bisa
didapatkan dari tradisi, nilai lokal, kontemplasi tempat ataupun
material lokal, yang pada akhirnya mendapatkan karakter yang bisa
dihubungkan dengan lingkungan. Dewasa ini metode perancangan yang
diajarkan melalui dunia akademis masuk melalui tunnel ‘modern’ yang
minim nilai-nilai lokal, namun disaat yang sama arsitek dapat
mengadaptasi konteks ‘lokal’ dalam karakter arsitektural.
Memperhatikan potensi dalam site
dengan mengenal konteks lahan, maka arsitek dapat menggali potensi
dalam lahan yang berupa topografi, view, drainase, energi matahari dan
angin, air, dan sebagainya untuk memperoleh arsitektur yang
berkelanjutan.
Integrasi dengan infrastruktur dalam lingkungan
Menemukan integrasi dengan lingkungan menggunakan material, bentuk dan
elemen landskap yang memperhatikan lokalitas, jalan-jalan tembusan dan
jalan setapak, jalan raya dan jalan kampung yang berkaitan dengan lokasi
dan struktur arsitektur. Dengan memperhatikan lebih detail bagaimana
pencapaian ke arah site, kemudian memperkirakan ulang saat bangunan
sudah terbangun agar selaras dengan infrastruktur yang ada.
Memperhatikan faktor ekonomi
Sebuah bangunan dengan arsitekturnya seharusnya direncanakan dengan
memperhatikan aspek ekonomi sehingga dapat terbangun dan memenuhi
persyaratan pembangunan. Namun dalam memperhatikan faktor ekonomi
seyogyanya tidak melupakan faktor estetika dalam perancangannya.
Memiliki sebuah Visi
Visi yang diemban rancangan arsitektur berfokus pada aspirasi
komunitas, serta menyediakan tujuan jangka panjang yang mengandung
strategi masa depan.
Dalam mendesain arsitektur dengan konteks,
sebaiknya desain yang dihasilkan bisa merangsang tumbuhnya lingkungan
yang lebih baik, dimana akan membutuhkan apresiasi terhadap kebiasaan
hidup masyarakat lokal yang ditingkatkan. Komunitas masyarakat dalam
skala lokal selalu memiliki cara pandang tertentu berkaitan dengan
tradisi apabila masih dipegang teguh ataupun sebagian. Pada masyarakat
yang lebih modern tradisi lokal kurang diperhatikan karena mengadopsi
nilai-nilai yang lebih universal.
Gambaran akan arsitektur
lokal biasanya muncul dari tradisi dan cara membangun vernakular, dimana
terdapat bahasa tertentu untuk arsitektur lokal ini yang bisa
diadaptasi baik sebagai pelengkap ataupun keseluruhan konsep arsitektur
yang kontekstual. Arsitektur bisa didesain untuk melengkapi tradisi
lokal yang ada sehingga dapat melengkapi identitas budaya lokal. Namun
terkadang arsitektur tradisional bisa juga diteruskan dengan mengangkat
unsur lokal seperti material dan cara membangun, bisa juga unsur lainnya
seperti hierarki, bentukan, dan nilai filsafatnya. Kesemuanya masih
bisa dikatakan sebagai ‘konteks lokal’ apabila masih memiliki karakter
tertentu yang diteruskan meskipun merupakan ‘re-imaging’.
Masyarakat sebaiknya dilibatkan dalam penentuan kebijakan untuk
menentukan desain arsitektur terutama bagi bangunan publik /
pemerintahan / konservasi cagar budaya.
Terlebih bagi
arsitektur yang melayani banyak orang seperti gedung pemerintahan, nilai
lokal adalah kebanggaan yang sebaiknya dan setidaknya menjadi sebuah
tolak ukur akan penghargaan terhadap budaya lokalnya sendiri. Masyarakat
perlu dimintai pertimbangan dalam keputusan desain agar dapat lebih
aspiratif, antara lain dengan cara mengumpulkan pendapat menjadi sebuah
saran bagi desain arsitektur yang akan dibuat.
Tabel Penentuan Kebijakan
Dalam menentukan kebijakan akan bangunan terutama bangunan publik, sebaiknya diperhatikan beberapa subyek berikut:
Area subyek: Pertimbangan:
Profil komunitas - Pemilik Proyek
– Pandangan lokal, aspirasi
– Struktur organisasi
– data statistik
– karakter budaya
– faktor keamanan
Kebijakan lokal - Desain
– pandangan strategis
– Rencana Tata Guna Lahan (RTH)
– Rencana transportasi
– Peraturan Daerah
– Peraturan dalam lahan
Konservasi – Area konservasi
– bangunan konservasi
– monumen / peninggalan
– Arkeologi
– situs menarik
– obyek alam/ ekologis
– flora dan fauna yang dilindungi
– area konservasi, cagar alam
kebijakan dan – Petunjuk perencanaan
inisiatif lain * framework pengembangan
* Petunjuk mendesain
* peraturan penggunaan lahan
– Peraturan Pemda yang relevan
– Peraturan untuk swasta lain
– inisiatif lokal
Melihat banyaknya unsur yang mungkin terlibat dalam penentuan kebijakan
menyangkut arsitektur yang kontekstual, bisa kita pahami bahwa
merupakan kebutuhan untuk memiliki sebuah identitas lokal bahkan dalam
skala terkecilnya, terkecuali bagi bangunan-bangunan yang diharapkan
menjadi non konvensional dengan tujuan prestise, identitas lokal
sebaiknya ditunjukkan untuk memberi ciri khas akan ‘akar’ suatu tempat
yang kuat. Dengan memperhatikan bahwa perubahan sangat mungkin ada, maka
konteks lokalitas akan merujuk pada unsur-unsur arsitektur maupun
nilai-nilai yang dapat dipertahankan pada bangunan lama dan bangunan
baru.
JASA ARSITEKTUR GAMBAR RUMAH DI KEDIRI LANTUR DESIGN JASA ARSITEKTUR DAN KONSULTAN PROFESIONAL RUMAH
Phone : 081 555 700 600 (WA) 082 287 777 600 (TLP) 082 223 223 179 ( WA) pin bb : 7F525A23 e-Mail : Lanturdesign67@gmail.com IG : lantur_architect WEB : www.lanturarchitect.com
Senin, 24 November 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
-
Jasa Arsitek Desain Rumah KODE GAMBAR NO. 010 - 005 KEL. BPK. HERU TULUNGAGUNG 1 LANTAI Gallery Desain ...
-
Jasa Arsitek Desain Rumah KODE GAMBAR NO. 021 - 021 KEL. BPK. ROFIG TULUNGAGUNG 2 LANTAI Gallery Desain Jln. Gatot Subro...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar